Fotografi perjalanan (”travelling photography”) saat ini sudah sangat berbeda dengan beberapa belas tahun lalu. Saat ini yang disebut ”perjalanan” tidaklah sama dengan yang disebut berwisata atau piknik di masa lalu. Orang makin banyak dan makin mudah bepergian, sementara destinasi wisata sudah bertambah banyak dan juga makin banyak jenis dan variannya.
Berwisata dahulu selalu berkonotasi mengunjungi tempat yang menyenangkan, sedangkan sekarang destinasi wisata tidak selalu seperti itu lagi. Saat ini, mayoritas yang bepergian membutuhkan sedikit petualangan dalam perjalanannya. Tetapi yang pasti, sebuah tempat akan dikunjungi seseorang apabila tempat tersebut punya perbedaan dalam banyak hal dengan tempatnya tinggal.
Dalam workshop fotografi perjalanan yang diselenggarakan Kompas Institute, di Jakarta, akhir pekan lalu, kepada peserta workshop ditekankan bahwa fotografi perjalanan tidak lagi semata memotret keindahan-keindahan tempat tujuan.
Dengan luasnya publikasi saat ini, bahkan di dunia maya, rasanya semua bagian utama sebuah destinasi sudah pernah dilihat orang dalam berbagai media, dari foto sampai video, setidaknya dari publikasi tentang destinasi itu sendiri.
Maka, yang disebut fotografi perjalanan saat ini lebih ke dokumentasi pribadi tentang sebuah tempat. Pilihan personal tentang apa yang dipotret sungguh sangat luas.
Saat ini, persoalan tentang alat apa yang akan dipakai sudah tidak ada karena kamera apa pun, termasuk telepon genggam, kini harganya relatif terjangkau semua yang ingin bepergian dan memakainya pun sudah tidak butuh latihan apa pun.
Pada workshop ini, kepada peserta ditekankan bahwa dalam sebuah destinasi wisata selalu ada kegiatan manusia yang unik dengan segala lokasi dan latar belakangnya. Selain itu, pasti akan dijumpai detail-detail lokasi yang layak difoto untuk sekadar catatan pribadi, bahkan catatan yang bisa berbeda dengan orang lain yang memotret di tempat yang sama.
Tinggalkan Balasan